Nama : Karina Muliawati S
Kelas : 3EB21
NPM : 23210838
Tugas : Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia Sebagai Jati Diri Bangsa
Bahasa
Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28
Oktober 1928 yang berbunyi “Kami putra putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa
persatuan, bahasa Indonesia”. Ini berarti bahasa Indonesia berkedudukan sebagai
bahasa nasional.
Dalam
Undang – Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa bahasa negara ialah bahasa
Indonesia ( Bab XV, pasal 36). Dengan berlakunya Undang – Undang Dasar 1945,
bertambah pula kedudukan Bahasa Indonesia, yaitu sebagai bahasa negara dan
bahasa resmi. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia
dipakai dalam segala upacara, dan kegiatan kenegaraan baik secara lisan maupun tulis.
Hanya dalam kondisi tertentu saja, demi komunikasi Internasional kadang –
kadang pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan dengan bahasa asing, terutama
bahasa Inggris.
Untuk
melaksanakan fungsinya sebagai bahasa negara, bahasa perlu senantiasa dibina
dan dikembangkan. Fungsi Bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia ialah sebagai
pemersatu suku – suku bangsa di Republik Indonesia yang beraneka ragam. Bahasa
Indonesia menjalankan fungsi sebagai pemersatu bangsa Indonesia. Dengan
menggunakan bahasa Indonesia rasa kesatuan dan persatuan bangsa berbagai etnis
terpupuk.
Dalam
hubungannya sebagai bahasa budaya, Indonesia merupakan satu-satunya alat yang
memungkinkan untuk membina dan mengembangkan kebudayaan nasional. Karena bahasa
Indonesia memiliki ciri – ciri dan identitas sendiri yang membedakannya dengan
kebudayaan dari bangsa – bangsa lain.
Jati
diri bangsa Indonesia yang sesungguhnya dan merupakan harapan bangsa yaitu
pribadi masyarakat Indonesia yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila. Jati diri bangsa Indonesia tersebut dapat tercemari oleh
kebudayaan lain melalui globalisasi apabila kita tidak dapat menjaga dan
melestarikannya dengan baik.
Sumber
:
Alek
dan H. Achmad HP. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Kencana,
2010.
Sejarah Bahasa
Indonesia
Bahasa
Indonesia adalah varian bahasa Melayu, bahasa Austronesia dari cabang bahasa – bahasa Sunda – Sulawesi, yang digunakan
sebagai lingua franca di Nusantara
sejak abad – abad awal penanggalan modern. Bentuk bahasa sehari – hari ini
sering dinamai dengan istilah Melayu Pasar.
Selain
Melayu Pasar terdapat pula istilah Melayu Tinggi. Pada masa lalubahasa Melayu
Tinggi digunakan kalangan keluarga kerajaan disekitar Sumatra, Malaya dan Jawa.
Bentuk bahasa ini lebih sulit karena penggunaannya sangat halus, penuh
sindiran, dan tidak seekspresif bahasa Melayu Pasar.
Pada
zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa
buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa
perhubungan antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan
terhadap para pedagang yang datang dari luar Nusantara.
Bahasa
Melayu dipakai dimana-mana diwilayah Nusantara serta semakin berkembang dan
bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai
bahasa, terutama bahasa Sanskerta, Persia, Arab, dan bahasa Eropa.
Pemerintah
kolonial Hindia – Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu dapat dipakai untuk
membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi karena penguasaan bahasa
Belanda para pegawai pribumi dinilai rendah. Dengan menyandarkan diri pada
bahasa Melayu Tinggi (karena telah memiliki kitab-kitab rujukan) sejumlah
sarjana Belanda mulai terlibat dalam standarisasi bahasa.
Pada
awal abad ke-20 perpecahan dalam bentuk baku tulisan bahasa Melayu mulai
terlihat. Tahun 1901, Indonesia (sebagai Hindia-Belanda) mengadopsi ejaan Van Ophuijsen dan pada tahun 1904,
Persekutuan Tanah Melayu (kelak menjadi bagian dari Malaysia) dibawah Inggris
mengadopsi ejaan Wilkinson.
Peristiwa – peristiwa penting
berkaitan dengan perkembangan Bahasa Indonesia diantaranya :
1. Pada tahun 1901, disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A van Ophuijsen
dimuat dalam kitab logat Melayu.
2. Tahun 1908, pemerintah mendirikan badan penerbit
buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie Voor de Volkslectuur (Taman Bacaan
Rakyat). Kemudian tanggal 1917diubah menjadi Balai Pustaka yang telah
menerbitkanbuku-buku novel seperti Siti
Nurbaya dan Salah Asuhan yang
membantu penyebaran bahasa Melayu.
3. Tanggal 28 Oktober 1928 para pemuda pilihan
memancungkan tonggak kukuh perjalanan bahasa Indonesia.
4. Tahun 1933 berdiri angkatan sastrawan muda yang
menamakan dirinyasebagai Pujangga Baru dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
5. Tahun 1936, Sutan Alisyahbana menyusun
Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
6. Tanggal 15 – 28 Juni 1938, dilangsungkan Kongres
Bahasa Indonesia I di Solo. Hasil kongres disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan
budayawan Indonesia saat itu.
7. Tanggal 18 Agustus 1945, ditandatangani Undang
Undang Dasar RI 1945, pada pasal 36 menetapkan bahasaIndonesia sebagai bahasa
negara.
8. Tanggal 19 Maret 1947, diresmikan penggunaan Ejaan
Republik (Ejaan Soewandi) sebagai pengganti Ejaan Van Ophuijsen.
9. Kongres Bahasa Indonesia II di Medan pada 28 Oktober – 2 November 1954
menyempurnakan bahasa Indonesia dan diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan
sebagai bahasa negara.
10. Tanggal 16 Agustus 1972, Presiden Soeharto
meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) yang
dikuatkan dengan Keputusan Presiden no 57 tahun 1972.
11. Tanggal 31 Agustus 1972, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
dan pedoman umum pembentukkan istilah resmi berlaku diseluruh wilayah
Indonesia.
12. Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta pada
tanggal 28 Oktober – 2 November 1978.
13. Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta pada
tanggal 21 – 6 November 1983.
14. Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta pada
tanggal 28 Oktober – 3 November 1988, diuhadiri 700 pakar bahasa Indonesia dari
seluruh Nusantara.
15. Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta pada 28
Oktober – 2 November 1993. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahsa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia,
serta mengusulkan disusunnya Undang Undang Bahasa Indonesia.
16. Kongres Bahasa Indonesia VII diselenggarakan di
Hotel Indonesia, Jakarta pada tanggal 26 – 30 Oktober 1998. Mengusulkan
dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa,
17. Kongres Bahasa Indonesia VIII diselenggarakan di
Jakarta pada tanggal 14 -17 Oktober 2003.
18. Kongres Bahasa Indonesia IX pada tanggal 28
Oktober – 1 November 2008 di Hotel Bumi Karsa, Jakarta Selatan. Membahas tiga
persoalan utama : 1) bahasa Indonesia; 2) bahasa daerah; dan 3) penggunaan
bahasa asing.
Sumber
:
Alek
dan H. Achmad HP. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Kencana,
2010.