Senin, 08 Oktober 2012

Tugas Softskill Bahasa Indonesia


Nama    : Karina Muliawati S
Kelas     : 3EB21
NPM      : 23210838
Tugas    : Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia Sebagai Jati Diri Bangsa

Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang berbunyi “Kami putra putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Ini berarti bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional.
Dalam Undang – Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia ( Bab XV, pasal 36). Dengan berlakunya Undang – Undang Dasar 1945, bertambah pula kedudukan Bahasa Indonesia, yaitu sebagai bahasa negara dan bahasa resmi. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia dipakai dalam segala upacara, dan kegiatan kenegaraan baik secara lisan maupun tulis. Hanya dalam kondisi tertentu saja, demi komunikasi Internasional kadang – kadang pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan dengan bahasa asing, terutama bahasa Inggris.
Untuk melaksanakan fungsinya sebagai bahasa negara, bahasa perlu senantiasa dibina dan dikembangkan. Fungsi Bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia ialah sebagai pemersatu suku – suku bangsa di Republik Indonesia yang beraneka ragam. Bahasa Indonesia menjalankan fungsi sebagai pemersatu bangsa Indonesia. Dengan menggunakan bahasa Indonesia rasa kesatuan dan persatuan bangsa berbagai etnis terpupuk.
Dalam hubungannya sebagai bahasa budaya, Indonesia merupakan satu-satunya alat yang memungkinkan untuk membina dan mengembangkan kebudayaan nasional. Karena bahasa Indonesia memiliki ciri – ciri dan identitas sendiri yang membedakannya dengan kebudayaan dari bangsa – bangsa lain.
Jati diri bangsa Indonesia yang sesungguhnya dan merupakan harapan bangsa yaitu pribadi masyarakat Indonesia yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Jati diri bangsa Indonesia tersebut dapat tercemari oleh kebudayaan lain melalui globalisasi apabila kita tidak dapat menjaga dan melestarikannya dengan baik. 


Sumber :
Alek dan H. Achmad HP. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Kencana, 2010.





Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, bahasa Austronesia dari cabang bahasa – bahasa Sunda – Sulawesi, yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara sejak abad – abad awal penanggalan modern. Bentuk bahasa sehari – hari ini sering dinamai dengan istilah Melayu Pasar.
Selain Melayu Pasar terdapat pula istilah Melayu Tinggi. Pada masa lalubahasa Melayu Tinggi digunakan kalangan keluarga kerajaan disekitar Sumatra, Malaya dan Jawa. Bentuk bahasa ini lebih sulit karena penggunaannya sangat halus, penuh sindiran, dan tidak seekspresif bahasa Melayu Pasar.
Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar Nusantara.
Bahasa Melayu dipakai dimana-mana diwilayah Nusantara serta semakin berkembang dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama bahasa Sanskerta, Persia, Arab, dan bahasa Eropa.
Pemerintah kolonial Hindia – Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi karena penguasaan bahasa Belanda para pegawai pribumi dinilai rendah. Dengan menyandarkan diri pada bahasa Melayu Tinggi (karena telah memiliki kitab-kitab rujukan) sejumlah sarjana Belanda mulai terlibat dalam standarisasi bahasa.
Pada awal abad ke-20 perpecahan dalam bentuk baku tulisan bahasa Melayu mulai terlihat. Tahun 1901, Indonesia (sebagai Hindia-Belanda) mengadopsi ejaan Van Ophuijsen dan pada tahun 1904, Persekutuan Tanah Melayu (kelak menjadi bagian dari Malaysia) dibawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson.

Peristiwa – peristiwa penting berkaitan dengan perkembangan Bahasa Indonesia diantaranya :
1.  Pada tahun 1901, disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A van Ophuijsen dimuat dalam kitab logat Melayu.
2.  Tahun 1908, pemerintah mendirikan badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie  Voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat). Kemudian tanggal 1917diubah menjadi Balai Pustaka yang telah menerbitkanbuku-buku novel seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan yang membantu penyebaran bahasa Melayu.
3.   Tanggal 28 Oktober 1928 para pemuda pilihan memancungkan tonggak kukuh perjalanan bahasa Indonesia.
4.   Tahun 1933 berdiri angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinyasebagai Pujangga Baru dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
5.   Tahun 1936, Sutan Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
6.  Tanggal 15 – 28 Juni 1938, dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Hasil kongres disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
7. Tanggal 18 Agustus 1945, ditandatangani Undang Undang Dasar RI 1945, pada pasal 36 menetapkan bahasaIndonesia sebagai bahasa negara.
8.  Tanggal 19 Maret 1947, diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) sebagai pengganti Ejaan Van Ophuijsen.
9. Kongres Bahasa Indonesia  II di Medan pada 28 Oktober – 2 November 1954 menyempurnakan bahasa Indonesia dan diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan sebagai bahasa negara.
10. Tanggal 16 Agustus 1972, Presiden Soeharto meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) yang dikuatkan dengan Keputusan Presiden no 57 tahun 1972.
11. Tanggal 31 Agustus 1972, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman  Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan pedoman umum pembentukkan istilah resmi berlaku diseluruh wilayah Indonesia.
12.  Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta pada tanggal 28 Oktober – 2 November 1978.
13.  Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta pada tanggal 21 – 6 November 1983.
14. Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta pada tanggal 28 Oktober – 3 November 1988, diuhadiri 700 pakar bahasa Indonesia dari seluruh Nusantara.
15. Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta pada 28 Oktober – 2 November 1993. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahsa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang Undang Bahasa Indonesia.
16. Kongres Bahasa Indonesia VII diselenggarakan di Hotel Indonesia, Jakarta pada tanggal 26 – 30 Oktober 1998. Mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa,
17. Kongres Bahasa Indonesia VIII diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 14 -17 Oktober 2003.
18. Kongres Bahasa Indonesia IX pada tanggal 28 Oktober – 1 November 2008 di Hotel Bumi Karsa, Jakarta Selatan. Membahas tiga persoalan utama : 1) bahasa Indonesia; 2) bahasa daerah; dan 3) penggunaan bahasa asing.

Sumber :
Alek dan H. Achmad HP. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Kencana, 2010.